
Sejak Jumat dini hari, para Jamaah sudah mulai memadati komplek Kanzus Sholawat kota Pekalongan. Beberapa diantaranya menginap di Gedung Kanzus. Mereka jauh-jauh dari Jawa Timur sampai Jawa Barat untuk bisa ikut Dzikir dan Tausiyah rutin yang diselenggarakan setiap “Jumat Kliwon”
Pimpinan World Sufi Forum, Habib Luthfi bin Yahya ini memang dinanti-nantikan para Jamaah untuk men”charge” dengan Dzikir dan Tausiyah.
Setelah adzan Shubuh berkumandang, para hadirin berjamaah bersama dan selesai salam sudah bergegas mencari tempat duduk. Acara biasa dimulai pukul 06.00 namun jamaah setia menunggu dari pagi.
Acara dimulai dengan pembacaan Maulid Simtudduror oleh Majlis Az Zahir bersama Habib Ali Zainal Abidin As Segaf. Dilanjutkan dengan pembacaan Dzikir tawajjuh bersama Habib Muhammad Luthfi bin Yahya.
Link Dzikir Bersama
https://www.youtube.com/watch?v=xJfre3aehUQ&
Acara dilanjutkan dengan Tausiyah bersama Habib Luthfi bin Yahya, adapun isi Tausiyahnya adalah sebagai berikut:
Sayyid Ahmad di dalam Kitab Jami’ul Ushul fil Auliya, Kliwon yang kemarin menerangkan bab tentang akal, orang yang ta’alluq selalu kepada akalnya sehingga tidak bisa menembus kepada yang menciptakan akal, sehingga selalu terdorong oleh pendapat akal. Itu yang bahayanya sehingga Rasulullah bersabda “Barangsiapa menafsirkan Alquran dengan hasil mata kepala sendiri ya siap-siap saja untuk di api neraka”.
Akal itu juga penting, akal yang sehat apa lagi. tapi keta’aluqan kita, jangan sampai kita ta’aluq kepada akal. Hatinya tergantung pada akal sehingga lupa kepada yang menciptakan akal. Sama halnya orang makan, ikhtiar mencari kenyang. Tapi biasanya lupa kepada Yang memberi kenyang. Nah bagaimana makan, kita itu bisa bertemu dengan Yang memberi kenyang. Itu yang penting. Sehingga kita lebih kenal lebih jauh kepada Allah Subhanahu Wa Ta’ala.
Bilamana orang-orang yang sudah ta’alluq kepada Rabbani maka Allah Ta’ala akan memberikan pertolongan, dengan sebab asma-nya tadi yang menyinari matanya, menyinari telinganya, lebih-lebih hatinya sampai akalnya tidak terlepas dari petunjuk Allah Subhanahu Wa Ta’ala.
Itu-lah pentingnya kita selalu memohon, Jangan sampai kita itu tertipu oleh akalnya sendiri, lebih-lebih tertipu oleh hawa nafsunya.
Itu yang penting
Ya kenapa kok begitu?
Ya kalau orang sakit, kita melihat orang sakit – apa kita wajib bagi Allah Ta’ala membuat orang itu mati, diberi sakit dulu? ya tidak.
Jaiz kok.
SekehendakNya,
mau dikasih penyakit dulu monggo… mau tidak monggo…
Maha Kuasa kok.
Tapi kalau akal biasanya menolak .
“Tidak sakit tidak apa kok mati”,
“ya kalau sudah saatnya mati, ya mati”
Sehat bukan jaminan. kalau sehat itu sarana ikhtiar untuk mencari,
sehat badannya untuk mencari menambah ibadah
bukan sehat itu segalanya, tidak.
Sehat itu iso dowo umure – itu mendorong-
Tapi sehat itu sendiri ya makhluk,
tidak bisa memberi panjang umur orang.
Karena sehat bukan Tuhan, Penyakit juga bukan Tuhan. Kalau akalnya dipasang tauhide ditrapake, Insya Allah sebetulnya tidak ada yang masuk akal, semua akan masuk akal asal dikembalikan kepada yang menciptakan akal.
selanjutnya …..
Adapun link lengkapnya sebagai berikut:
https://www.youtube.com/watch?v=0tmcUDxa7rY&